Kepribadian
seseorang yang sukses dan menarik terletak pada personal image (citra ribadi) yang merupakan intregrasi intelektualitas,
watak, perilaku, karya dan penampilan seseorang di depan umum. Sesuai dengan
teori psikologi bahwa orang bertemu muka, pertama kali yang akan terlintas
adalah hallo effect. Yakni pertemuan
pertama itu sangat mempengaruhi penilaian seseorang terhadap orang lain. Jika pertemuan
pertama mempunyai kesan menyenangkan maka akan lebih mudah menjalin hubungan
selanjutnya. Tetapi sebaliknya, jika pertemuan pertama tidak mengenakkan, maka
hubungan selanjutnya akan terasa lebih sulit dalam pendekatannya. Untuk menciptakan
kesan yang menyenangkan, yang perlu diperhatikan adalah penampilan diri (appearance). Penampilan diri ibarat
sampul (cover) dalam buku, yang perlu
dibentuk agar menarik dan menyenangkan.
Penampilan
banyak dipengaruhi oleh faktor fisik, misalnya kebersihan badan, berpakain,
kesehatan. Selain itu agar tampiil sempurna, seseorang harus memperhatikan cara
berjalan, duduk, makan dan etika lainnya. Berjalanpun perlu pertimbangan untuk
keserasian, misalnya biasa tanpa membawa barang, berjalan membawa tas. Berjalan
membawa tas juga perlu diperhatikan, apakah tas itu tanpa tali, pakaai tali
panjang atau pendek. Selain berjalan, cara duduk perlu ditata. Bagaimana sikap
sekrettaris duduk di kursi sofa. Begitu juga siikap ketika kita mengambil
barang yang jatuh dan cara naik turun tangga. Bagi seorang sekretaris yang mementingkan
penampilan maka harus berpikir seribu kali untuk melakukan hal-hal yang merusak
penampilan.
Penunjang
penampilan nyang dibicarakan diatas sifatnya fisikal. Untuk mencapai
kepribadian yang sempurna maka bukan fisik saja yang diperhatikan, tetapi perlu
memiliki intelektualitas, keterampilan dan sikap yang baik. Dengan memiliki
intelektualitas seorang sekretari tidak dipandang remeh. Dewasa ini semakin
diperlukan seorang sekretaris yang menguasai dan dapat diajak berbicara masalah
dan pekerjaan daripada yang pasif. Seorang sekretaris yang mempunyai
intelektualitas tinggi akan mampu menyerap segala sesuatu masalah dengan cepat
dan tanggap apa yang seharusnya dilakukan. Untuk menjaga kesehatan mental sangat
dianjurkan selalu berpikir positif (positive
thinking). Berpikir positif mempengaruhi sikap mental yang selanjutnya
dapat membentuk kepribadian dan berpengaruh pada perilaku seseorang.
Seorang
sekretaris kadang membuat kesalahan tetapi ia harus tetap bermuka manis. Sekretaris
yang bijaksana akan melihat kesalahan merupakan suatu yang berguna dan di
kemudian hari ia akan mengetahui apa yang seharusnya dilakukan untuk
memperbaiki. Untuk itulah seorang sekretaris perlu memperhatikan input, saran,
dan kritik pimpinan atau anak buah. Tidak perlu merasa sakit hati atau
tersinggung apabila menerima masukan dari orang lain. Dalam hal ini sifat
keterbukaan sangat diperlukan. Di samping itu untuk pengembangan kepribadian,
seorang sekretari ssebaiknya juga memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap peragai. Faktor yang berpengaruh terhadap peragai dalam tindakan
sekretaris kaitannya dengan kepribadian, antara lain:
1. Penampilan
dalam kedinasan, penerapannya dalam tindakan meliputi :
a Sikap, yaitu bahwa dalam penampilan harus sadar bahwa
sekretaris menjadi pusat perhatian olhe karena itu sikap apa saja yang
ditampilkan dalam kerja (berdiri, bertelepon, menerima tamu) haus dijaga
untuk nampak tidak tercela.
b. Kebersihan dir, sekretaris harus mengusahakan untuk
selalu nampak bersih dalam pengurusan diri: pakaitan, kulit, gigi, rambut.
c.
Kerapian dan keterlibatan yang nampak dari hasil yang
dicapai dalam pelaksanaan tugas dalam kantor.
d. Pilihan yang baik utnuk berpakaian, yakni harus
mengusahakan untuk tidak mencuri perhatian dengan berpakaian sederhana tetapi
pandai menggabungkan mode, warna dan bentuk tubuh.
2. Keadaan kesehatan
Kesehatan yang
kurang baik dapat merugikan baik dapat merugikan baik pada dirinya sendiri
maupun kantornya. Keadaan kesehatan yang baik dapat diusahakan dengan
memperhatikan: pemilihan makanan yang seimbang, istirahat cukup, energik, tidak
mempunyai rasa gagap/takut.
3. Kemampuan berkomunikasi
secara lisan
Kemampuan berbicara
dengan orang lain merupakan faktor penunjang bagi keberhasilan penampilan
sekretaris. Untuk itu harus dilakukan beberapa hal:
a.
Suara, yakni nada, volume dan intonasi yang
menyenangkan.
b.
Lafadz yang jelas, yakni dengan bahasa yang singkat
tetapi jelas.
c. Ekspresi. Hindarkan pemakaian tangan untuk menjelaskan
sesuatu, tetapi dapat menggunakan ekspresi mata, air muka dalam arti yang baik.
4. Sikap dalam
kedinasan
Sukses sekretaris
tidak hanya ditentukan oleh hasil pekerjaan di kantor, akan tetapi juga pada
sikap yang dibawakan dalam melaksanakan tugas antara lain :
a.
Sikap dalam pembuatan ketelitian, pertimbangan yang
baik, panjang akal dan penuh inisiatif
b.
Sikap dalam melakukan hubungan kerjasama: kesetiaan,
obyektif
c
Kemampuan teknis untuk menelesaikan tugas secara
sempurna konsentrasi yang tinggi, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
pekerjaan, kemampuan untuk koordinasi.
Sumber : Sulistiyani, Ambar Teguh & Rosidah. 2005.
Menjadi Sekretaris Profesional &
Kantor Yang Efektif. Yogyakarta : Gava Media.
numpang covas ya
BalasHapus